لاَ إِلَهَ إِلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ۝ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ

Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Menguasai Lagi Maha Benar Muhammad adalah utusan Allah, Orang Yang Benar Janjinya lagi Dapat Dipercaya

Jangan Dibaca

Barangsiapa kenal dirinya, maka ia kenal dengan Tuhannya

Tenaga Iman

Tenaga Iman Atau Tenaga Kepercayaan




40).     
S :Apakah yang terkandung di dalam iman (kepercayaan) tsb?

J :      Kepercayaan didalam Islam ada mengandung kekuatan-kekuatan ghaib, sebab itu kepercayaan harus betul-betul ditanamkan didalam lubuk jiwa.

41).  
S : Kekuatan ghaib bagaimana yang terdapat di dalam iman?
      
J : Apabila tenaga Iman telah masuk di dalam diri tiap-tiap insan (jiwa) maka ia akan menumbuhkan kekuatan-kekuatan sebagai berikut:

a. Kalau ia masuk kedalam otak, ia akan tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang berfaedah dan otak itu akan menjadi cerdas (rasyada).
b. Kalau masuk di urat-urat perasa, maka ia akan tumbuh menjadi insanyiah (manusia yang berbudi dan berahlak) yakni berkasih sayang kepada tiap-tiap sesama manusia.
c.  Kalau ia masuk kedalam alat penggerak, maka ia akan menjelma menjadi alat gerak yang tangkas dan cepat.
d. Kalau ia masuk ke dalam jiwa atau an Nafs, ia akan memancarkan  cahaya (nur) Illahi sehingga I’tiqadnya menjadi kuat dan teguh.

Kalau ke empat alat itu sudah dapat menerimanya maka dengan sendirinya kekuatan-kekuatan itu akan hidup dan memberi kehidupan dan kekuatan-kekuatan itu menjamin akan terlaksananya segala amal perbuatan yang baik.

42).     
S : Kalau seumpama salah satu tenaga itu tidak bekerja apa akibatnya?

J : Kalau salah satu dari alat-alat itu tidak aktif (tidak dapat menerimanya) maka tenaga iman tidak dapat menjamin terlaksananya amal perbuatan yang baik karena amal itu tidak dapat ditegakkan kalau antara satu bagian dengan bagian yang lain tidak ada hubungan.

43).     
S : Apakah contohnya dari hasil kekuatan tadi?

J :        Jumlah umat dijaman Nabi saw. sangat kecil dibandingkan dengan jumlah umat Islam sekarang, namun berkat kekuatan iman dan keteguhan iman mereka, mereka berhasil mengalahkan golongan yang lebih besar.

     Firman Allah surat Al Baqarah ayat 249:

كَم مِّن فِئَةٖ قَلِيلَةٍ غَلَبَتۡ فِئَةٗ كَثِيرَةَۢ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٢٤٩
Artinya:
Ada beberapa banyak golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan ijin Allah.
(QS. Al Baqarah [2]: 249)

Demikianlah iman (kepercayaan)  umat dahulu kepada Tuhan.

44).      
S :  Bagaimana cara memperkuat iman didalam jiwa?

J : Agar iman anda menjadi kuat, maka tanamkanlah di lubuk jiwa anda kepercayaan dan amalkanlah ayat yang berikut:

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١  ٱللَّهُ  ٱلصَّمَدُ ٢
Artinya :
“Ucapkanlah dengan lisan, kemudian itiqadkan kelubuk jiwamu, lalu amalkanlah dengan perbuatanmu, bahwa Tuhan itu benar-benar Esa (Tunggal).  Tuhan tempat bergantung (berharap).”
(QS. Al Ikhlas [112]: 1-2)

Maksudnya:
Manusia wajib membulatkan itiqadnya dengan keyakinan, bahwa adalah satu kenyataan bahwa tidak ada satupun yang dapat memberikan pertolongan dan kekuatan kepada manusia selain daripada Allah, Tuhan YME. setelah itu selaku seorang hamba yang lemah, maka nyatakanlah dengan jiwa dan ikrarkan dengan lisan:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Artinya:
Aku mohon perlindungan kepada Allah dari pada perbuatan jahat yang terkutuk dan yang dikutuki yakni sombong dan  ria. Aku yakin bahwa hanya Allah sajalah yang dapat melindungi aku karena Ia bersifat:

بِسۡمِ  ٱللَّهِ  ٱلرَّحۡمَٰنِ  ٱلرَّحِيمِ
Artinya:
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Pengasih dan Penyayang.

Oleh karena itu untuk kesaksianku sebagai seorang mukmin maka aku ucapkan:

أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
Artinya:
Aku bersaksi dan menyatakan (dengan perbuatan), bahwa tidak ada satu kekuasaanpun yang aku taati perintahnya kecuali Allah dan aku mengakui dan menyatakan bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah.

Camkanlah dan tanamkanlah ketiga kalimat tadi dengan yakin dilubuk jiwa. Dengan keyakinan ini maka pasti iman akan menjadi kuat. Dan dengan iman yang kuat ini kita akan dapat menyusun masyarakat yang kuat pula sebagaimana diterangkan oleh Imam Malik tadi.

firman Allah dalam surat At Thalaq ayat 2-3 :

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مَخۡرَجٗا ٢ وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا ٣
Artinya:
Barang siapa taqwa (tunduk dan patuh) kepada Allah maka ia akan dikeluarkan dari kesulitan hidup dan penghidupan. Dan Allah akan karuniakan kepadanya rizki-rizki yang ia sendiri tidak tahu dari mana datangnya. Demikian pula siapa-siapa yang menyerahkan diri kepada Allah dengan sepenuh jiwa raga, maka Allah akan sampaikan hajatnya dalam segala hal karena Allah itulah yang akan menentukannya ukuran yang pasti.
(QS. Al Thalaq [65]: 2-3)

Ayat tersebut kemudian diperkuat pula oleh Rasulullah  dengan sabdanya: (Miftahul  Jannah)

أَنّ رَسُوْل  اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَاتَبَارَك َوَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَاحِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلاَخِرُ يَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِي ْفَاَسْتَجِبَ لَهُ  مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ  مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَاَغْفِرَلَهُ  (رواه البخاري)
Artinya:
Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda, Tuhan Yang Maha Berbahagia dan Maha Tinggi menurunkan rahmat-Nya dan inayah-Nya kelangit dunia pada waktu yang ditentukan, yaitu pada waktu sepertiga malam yang terakhir, Tuhan berfirman: barang siapa yang memohon kepada-Ku, niscaya Aku perkenankan doanya, dan barang siapa meminta urusan pada-Ku, niscaya Aku kabulkan hajatnya itu, barang siapa minta ampun pada-Ku, niscaya Aku ampuni dosanya.
(HR. Imam Bukhari dari  Abu Hurairah)

لَوْ خِفْتُمُ اللهَ حَقَّ خِيْفَتِهِ لَزَالَتْ بِدُعَائِكُمُ الْجِبَالُ وَلَوْ عَرَفْتُمُ الله َحَقَّ مَعْرِفَتِهِ لَعَلِمْتُمُ اْلعِلْمَ اَّلذِ يْ لاَجَهْلَ مَعَهُ
Artinya:
Kalau takutmu kepada Allah benar-benar terbit dari lubuk jiwamu, maka dengan doa-mu saja, gunung dapat beranjak. Demikian pula sekiranya engkau benar-benar mengenal Allah, maka Allah akan memberikan kepada kamu suatu ilmu pengetahuan yang orang lain belum mengetahuinya.
(lihat kitab tauhid)

Berdasarkan ayat dan hadits tersebut maka kita ketahui bahwa iman itu mengandung kekuatan-kekuatan yang kalau diamalkan (apa yang diucapkan harus sesuai dengan perbuatan dan itiqad jiwa). Maka iman itu dapat meningkatkan derajat manusia menjadi manusia sempurna (insanul kamil).


45).
S : Syarat apakah yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai derajat insanul kamil?

J : Syarat-syarat untuk mencapai insanul kamil adalah sbb:
a. harus benar-benar takut dan berserah diri kepada Allah swt.
b. Menyadari bahwa dirinya hanya tunduk dan patuh kepada Allah semata dan tidak kepada yang lain.

Dan kalau masih tunduk kepada yang lain, berarti iman itu masih lemah dan akan mengakibatkan mendapat dosa karena mengerjakan sesuatu yang tidak semestinya dikerjakan (dilarang). Seharusnya kalau sudah benar-benar takut kepada Allah maka kita tidak boleh takut kepada yang lain, sesuai dengan firman Allah dlm surat Al Baqarah ayat 38 sbb:

قُلۡنَاٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٣٨
Artinya:
Barang siapa yang benar-benar mengikuti petunjuk Allah, maka mereka itu tidak akan merasa takut dan berduka cita.
(QS. Al Baqarah [2]: 38)

Dan bila iman itu sudah tumbuh berurat-berakar didalam jiwa dengan kokohnya maka ia tidak akan dapat diombang-ambingkan oleh apapun sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ankabut ayat 45 sbb:


إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِۗ وَلَذِكۡرُ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۗ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُونَ ٤٥
Artinya:
Bahwa shalat itu senantiasa menjaga (mencegah) dari segala perbuatan jelek   dan kotor (keji dan munkar).
(QS. Al Ankabut [29]: 45)

46).
S : Mengapa iman harus diperkuat?

J : Sebab jika iman sudah sedemikian kuatnya hingga dapat mencegah dari keinginan-keinginan musuhnya (iblis dan jin) barulah doa-nya dapat langsung diterima oleh Allah swt. sabda Nabi saw. yang diterangkan oleh Abu Hurairah diriwayatkan oleh Imam Bukhari sbb:

أَنَّ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَا لَى كُلَّ لَيْلَةٍ اِلَى السَّمَاءِ الدُّ نْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلأَخِرُ يَقُوْلُ مَنْ يَدْعُوْنِى فَاَسْتَجِبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَاَغْفِرَلَهُ(رواه البخاري)
Artinya:
Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda: Tuhan kami Yang Maha Tinggi menurunkan Rahmat-Nya dan Inayah-Nya kelangit dunia pada waktu yang ditetapkan, yaitu pada waktu sepertiga malam terakhir Tuhan berfirman: Barang siapa yang berdo'a kepada-Ku dimalam itu maka Aku akan perkenankan doanya, barang siapa meminta sesuatu pada malam itu kuberikan permintaannya dan barang siapa memohon ampun kepada-Ku pada malam itu akan Kuampuni segala dosanya.
(HR. Imam Buhori)

Berdasarkan Hadits ini, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memohon dan memperoleh rahmat dan pengampunan dari Allah swt. adalah sbb:
a. Melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima waktu yang harus dilaksanakan dengan khusyuk (tidak menyia-nyiakan perkataan dan perbuatan).
b. Melaksanakan shalat sunat yang mengiringi shalat wajib, terutama shalat malam (tahajud).

اَلْمُؤْمِنُ القَوِيُّ خَيْرٌ مَنْ أَحَبَّ اِلَى الله (رواه مسلم وابن ماجه وامام أحمد )
Artinya:
Mukmin yang baik adalah mukmin yang berjiwa kuat, karena mereka itu senantiasa dicintai oleh Allah swt.
(HR. Muslim, Ibnu Majah dan Imam Ahmad)       

47).
S : Jiwa yang mana, yang dapat memancarkan nur?
    
J  : Dengan keterangan diatas maka menjadi jelas pula bahwa manusia yang kuat jiwanya, tidak akan gentar, tidak takut atau lemah dan tidak akan berduka cita menghadapi hidup. Pada jiwa yang demikianlah timbul nur (cahaya) yang memancarkan sinarnya meliputi alam sekitarnya. Dan jiwa yang demikian dinamakan muthma’innah. Dan jiwa yang demikian akan mendapat kebahagiaan, sesuai dengan firman Tuhan dalam surat Al Fajri ayat 27-30 sbb:

يَٰٓأَيَّتُهَاٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧  ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩  وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠ 
Artinya:
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, Dan masuklah ke dalam surga-Ku.
(QS. Al Fajr [89]: 27-30)