لاَ إِلَهَ إِلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ۝ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ

Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Menguasai Lagi Maha Benar Muhammad adalah utusan Allah, Orang Yang Benar Janjinya lagi Dapat Dipercaya

Jangan Dibaca

Barangsiapa kenal dirinya, maka ia kenal dengan Tuhannya

Ash Shalah


AS SHALAH




49).
S : Apakah As Shalah itu?

J : As Shalah adalah tiang daripada agama (peraturan). Dasar ini telah dijelaskan oleh Rasulullah saw. demikian:

اَلصَّلاَةُ عِمَادُالدِّ يْنُ وَمَنْ اَقَا مَهَا فَقَدْ اَقَامَ الدِّيْنُ وَمَنْ تَرَ كَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّ ْينُ  (رواه البيهقي) 
Artinya:
Shalat itu adalah tiang dari agama. Dan barang siapa menegakkan shalat, berarti dia telah menegakkan agamanya, sebaliknya siapa-siapa yang meninggalkan shalat, berarti telah merubuhkan agamanya.
(HR. Baihaqi)

Tegasnya:

As Shalah adalah tidak ayal (meragukan) lagi tiang (pondasi) Islam (keselamatan) dan kesejahteraan, apabila tiang itu dengan karenanya berdiri sesuatu bangunan, roboh, patah dan hancur, dengan sendirinya seluruh rangka-rangka dari bangunan itu roboh berserakan dan berhamburan ke tanah. Jelas  Shalat itu adalah sebagai batas yang menentukan garis lintang, antara iman dengan kafir, antara kaum yang dihukumkan mukmin dan kaum yang dipandang tidak beriman (kafir). Demikianlah pengertian dan ketegasan dari kalimat (kata) As Shalah.


Kesimpulan:              

As Shalah itu adalah mengandung arti (pengertian) satu tali perhubungan, yang menghubungkan seorang hamba dengan Allah swt. Tuhan semesta alam. Apabila seorang hamba berdiri tegak di mushallahnya, dan bershalat, berarti dia tengah tegak berdiri di hadapan Tuhan Y.M.E. untuk memohon (berdoa) serta memuji Allah dan Rasul-Nya, sambil memperlihatkan kehambaan-nya yang lemah, yang memang sangat berhajat sekali akan pertolongan serta taufiq dan hidayah-Nya dari Allah swt. Demikianlah pengertian yang sebenarnya dari pada peraturan As Shalah.

Oleh karena manusia yang mukmin telah mengakui bahwa Allah swt. Maha Suci, sudah barang tentu tiap-tiap hamba yang hendak menghadap kepada-Nya diwajibkan lebih dahulu menuruti peraturan-peraturan Tuhan-nya, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dengan syarat-syarat yaitu :

              a.  Jiwa harus bersih dan suci,
              b.  Pakaian harus bersih dari kotoran-kotoran (najis),
              c.  Tempat shalat harus bersih dari najis.

Demikianlah peraturan-peraturan dan syarat bagi mukmin yang hendak menghadap kepada Tuhan Y.M.E.

50).
S : Bagaimana cara-cara membersihkan jiwa agar  menjadi suci?

J : Sebelum kita membersihkan jiwa, terlebih dahulu  harus kita mengetahui lebih dahulu kotoran-kotoran apa yang ada dalam jiwa.

Syirik, artinya lemah dan penakut kepada sesama makhluk, yakni menganggap makhluk-makhluk itu ada mempunyai kekuasaan yang menyamai atau sama dengan kekuasaan yang ada pada Tuhan Y.M.E. yaitu :
              a.  Dapat mematikan,
              b.  Dapat membuat mudlarat / bala,
              c.  Dapat memberi rizki,
              d.  Dapat memberi /menentukan jodoh.

Penyakit ini adalah suatu kotoran yang paling berat dan besar dosanya menurut hukum Tuhan Y.M.E.

وَإِذۡ قَالَ لُقۡمَٰنُ لِٱبۡنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ ١٣
Artinya :
“Wahai anak-anakku, jangan engkau syirik kepada Allah, karena syirik itu adalah kedhaliman yang sangat besar.
(QS. Luqman [31]: 13 )

Maka berkenaan dengan arti syirik tsb. Nabi saw. menjelaskan dalam Haditsnya sbb :

إِنَّ الرُّقَى وَالتَّمَائِمَ وَالتِّوَالَةَ شِرْكٌ (رواه ابوداوودوالحاكيم وابن ماجه عن ابن مسعود)
Artinya:
Sesungguhnya jampi-jampian dan jimat-jimatan serta dukun-dukunan syaitan itu adalah musyrik (HR. Abu Dawud, Hakim dan Ibnu Majjah dari Ibn Mas’ud).

Demikianlah bunyi dari Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Hakim yang tergolong shahih. Dan ini suatu penjelasan pula tentang pengertian syirik :

مَنْ اَتَى عَرّاَ فًا فَسَئَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لمَ ْتُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً(رواه مسلم)
Artinya:
Barang siapa datang kepada seorang tukang tenung (dukun) minta lihat nasib, maka tidak diterima shalatnya oleh Allah swt. selama empat puluh malam
(HR. Muslim)

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ اَشْرَكَ (ابن حبان والترمذى والحا كم)
Artinya:
Barang siapa bersumpah dengan selain nama Allah niscaya ia jadi musyrik.
(HR. Ibnu Hibban Tarmidzi dan Hakim)

Tegasnya tiga Hadits tersebut syirik itu ialah:
a.    Memakai jimat syirik dan menganggapnya bisa menolong
b.    Datang ke rumah dukun dan melihat nasib.
              c.  Bersumpah tidak dengan nama Allah.

Demikianlah arti syirik yang benar-benar kalau kita pikir dan perhatikan adalah orang tersebut jiwanya lemah dan penakut. Inilah satu kotoran jiwa yang paling berat yang harus benar-benar dibersihkan.
Takabur (sombong) sebab sifat tersebut adalah sifat iblis, jadi bila dijiwa ada kesombongan sedikit saja tidak bisa jiwa jadi bersih.

51).
S :Yang mana yang dinamakan takabur (sombong) itu?

J :Yang dinamakan sombong dijelaskan oleh Nabi saw. sebagai berkut:

اَلْكِبْرُ بَطْرُ الْحَقُّ وَغُمْطُ النَّا سِ(رواه مسلم والترمذي)
Artinya:
Sombong itu ialah menolak kebenaran dan menghina sesama manusia.
              (H.R. Muslim dan Tirmizi)

Riya: (senang dipuji dan disanjung-sanjung) sesama manusia, inipun kotoran jiwa yang berat.

ٱلَّذِينَ هُمۡ يُرَآءُونَ ٦  وَيَمۡنَعُونَ ٱلۡمَاعُونَ ٧
Artinya :
Orang-orang yang mengerjakan amal baik supaya dilihat orang. Namun mereka tidak mau mengeluarkan bantuan.
(QS. Al Maa’uun [107]: 6-7)

Artinya: segala amalnya selalu ingin dipuji oleh orang, tetapi kalau dimintakan bantuan tidak mau mengulurkan, demikianlah sifat-sifat riya.

Dusta, yaitu membohongi diri sendiri, seperti mengaku orang mukmin dan muslim tetapi terhadap anak-anak yatim dan orang-orang miskin mereka tidak mau menolongnya dan memperhatikannya.

أَرَءَيۡتَٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١  فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ ٢  وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ٣
Artinya:
Sudahkah kamu melihat orang-orang yang berdusta didalam agamanya (Islam)? yaitu orang-orang yang tidak mau memikirkan nasib anak-anak yatim dan tidak menggemarkan (orang lain) atau memberi makan orang miskin.
(QS. Al – Maa’uun [107]: 1-3)

Maksudnya orang yang dusta itu ialah mengaku dirinya orang mukmin tetapi tidak mau berusaha menolong dan mengajak orang-orang memikirkan yatim dan miskin. Tegasnya dari pertama sampai keempat adalah benar-benar penyakit dan kotoran jiwa yang harus benar-benar dibersihkan, barulah jiwa kita menjadi bersih dan suci murni. Jiwa inilah yang dapat menghubungkan dirinya kepada Allah dan doa-nya diterima disisi Allah.