لاَ إِلَهَ إِلَّا الله المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ ۝ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ

Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Menguasai Lagi Maha Benar Muhammad adalah utusan Allah, Orang Yang Benar Janjinya lagi Dapat Dipercaya

Jangan Dibaca

Barangsiapa kenal dirinya, maka ia kenal dengan Tuhannya

Berwudlu

Berwudlu



57).
S : Ayat/Hadits di atas menerangkan, harus berwudlu sebelum shalat. Bagaimana cara wudlu (berwudlu) itu ?

J : Sesuai dengan ayat diatas maka syarat berwudlu ialah:
1. mencuci muka.
2. mencuci tangan hingga batas siku.
3. menyapu kepala dengan air.
4. mencuci kedua belah kaki sampai kemata kaki
5. mengingat/menyebut nama Allah.

Kelima syarat diatas hanyalah merupakan syarat berwudlu dan belum hakikat berwudlu.

58).
S : Apakah hakikat dari berwudlu yang terdiri dari 5 syarat itu?

J : 1. Mencuci muka, menghilangkan penyembahan (palingkan) pengabdian selain Allah.
2. Mencuci tangan, membersihkan tangan dari memegang sesuatu yang bukan menjadi haknya.
3. Menyapu kepala. Membersihkan otak (kepala) dari taqlid buta (hanya ikut-ikutan tanpa mempunyai dasar yang hak/benar).
4. Mencuci kaki, bersihkan kaki dari melakukan tindak tanduk yang tidak benar, hindarkan kaki dari bepergian ketempat-tempat terlarang dsb.
5. Mengingat Tuhan, melakukan segala sesuatunya dengan ikhlas tanpa pamrih dan hanya karena Allah semata-mata.


Kesimpulan :

Sungguh Maha Suci Allah, kalau seluruh manusia mengerti haqiqi berwudlu serta mengamalkannya. Sungguh Maha Suci Allah, jika anda telah mengerti benar hakikat dari berwudlu maka anda sudah siap untuk mengadakan tali perhubungan dengan Tuhan melalui shalat. Sampailah kini pembicaraan kita tentang shalat dan bagaimana praktek/ pelaksanaannya. Bila seseorang hamba berdiri di musholla untuk shalat maka hamba itu sedang berhadapan dengan Tuhan, berdialog dengan-Nya untuk menyatakan kehambaannya, kerendahannya dan kelemahannya dihadapan Tuhan Yang Agung.

Didalam anda tegak untuk shalat, pikiran dan perhatian anda harus benar-benar dipusatkan kepada shalat itu dengan tujuan yang sangat tertentu, bahkan seolah-olah Tuhan berada dan terlihat dihadapan anda.

Kalau anda menghadap atasan anda dengan sopan santun maka jelaslah anda akan bersikap lebih daripada itu bila anda menghadap Tuhan yang hanya pada-Nya anda bergantung. Anda diberi hidup dan penghidupan oleh-Nya, tentu anda lebih sopan santun, lebih hormat dan hidmat daripada jika anda berhadapan dengan atasan anda yakni sesama manusia dan anda akan berdialaog dengan khidmat dan mesra dalam suasana bersungguh-sungguh. Agar anda mencapai hasil yang maksimal dari shalat itu, anda harus membersihkan jiwa anda dari segala pengaruh yang jika tidak dibebaskan akan menjerumuskan anda pada pekerjaan yang sia-sia.

59).
S : Bagaimanakah cara membersihkan pengaruh jiwa dan bagaimana cara   membebaskannya?

J : Pengaruh yang harus kita bersihkan dan bebaskan ialah yang suka berbisik-bisik dalam jiwa harus kita tahan begitu pula segala gangguan-gangguan dari musuh manusia yakni dengan cara:

1.  Berdirilah anda di mushalla, anda menghadap ke kiblat dan bacalah:
اَعُوْذُ بِا للِه مِنَ الشَّيْطَا نِ الرَّجِيْمِ
Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan yang terkutuk
2. Bacalah basmalah:
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

3. Kemudian bersumpahlah anda dengan

أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ  
Aku bersaksi dan menyatakan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi dan menyatakan bahwa nabi Muhammad utusan Allah.

Yakni harus terbit dari lubuk jiwa yang kemudian diamalkan sesuai dengan apa yang diucapkan. Dalam hal ini berarti anda harus konsekuen kalau anda dalam kalimat diatas menyatakan berlindung kepada Allah, maka tidak layak kalau dalam perbuatan anda maupun pendirian anda masih berlindung kepada yang lain dari pada Allah.

Demikin pula kalau tadi anda ikrarkan bahwa tiada Tuhan selain Allah, maka pendirian dan perbuatan anda harus konsekuen, tegasnya apa yang anda ucapkan harus sesuai dengan perbuatan dan pendirian anda.

Jika tiga pekerjaan ini belum dapat anda padukan menjadi satu, maka berarti pendirian anda belum kokoh dan dengan demikian jiwa anda belum terlepas dari cengkeraman musuh dan pengaruh-pengaruh syaitan. Kalau anda sudah dapat menyatukan yang tiga tadi yakni, qalbi, qauli dan fi'li maka berarti anda sudah menguasai keadaan atau dengan perkataan lain anda sudah yakin.

60).
S   : Apakah maksud dari menyatukan yang tiga yakni qalbi, qauli dan fi'li, dan bagaimana?

J  : Maksudnya, apa yang anda katakan (qauli) harus sesuai dengan hati (qalbi) anda serta diikuti dengan  (fi'li) pelaksanaan, perbuatan dan harus seiring seirama dan sama, barulah dengan keyakinan ini anda dapat menegakkan shalat. Yang dimaksud anda disini ialah jiwa anda.

Jiwa anda itulah yang harus dipusatkan tegak lurus dengan keyakinan bahwa anda sedang berhadapan dengan Tuhan dan Tuhan sedang memperhatikan anda sesuai dengan firman Tuhan di surat Al Furqaan ayat 20 sbb.:
وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرَا
Artinya :
Dan Tuhanmu itu melihat (memperhatikan) keadaanmu.
(QS. Al Furqaan [25]: 20)

Dengan keyakinan ini, maka sebagai seorang hamba yang mukmin, anda akan menyatakan kehambaan anda, lalu anda menyerahkan sepenuhnya jiwa raga anda dengan mengangkat kedua belah tangan sambil mengucapkan Takbiratul Ikhram sesuai dengan tuntunan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

قال ابن عمر كاَنَ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم إِذَا قَامَ اِلَى الصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَ ْيهِ حَتَّى تَكُوْنَ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ كَبَّرَ (رواه امام مسلم)
Artinya :
Telah berkata Ibnu Umar adalah Rasulullah saw. apabila berdiri hendak shalat ia angkat kedua tangannya hingga berbetulan (sejajar) dengan kedua bahunya
(HR. Imam Muslim)

kemudian bertakbir :
الله اَكْيَرُ
Allah maha besar

Dari Hadits tsb. dapat kita tarik kesimpulan sbb:
Seorang hamba menyerahkan dirinya kepada Tuhan dengan mengangkat kedua belah tangannya, kemudian menyatakan dengañ lisan: Kepada Engkaulah wahai Tuhan “Allahu Akbar’ yaitu Allah Tuhan yang Maha Besar, aku serahkan diriku dengan sepenuh jiwa ragaku dalam segala amalku ini, kemudian  hamba menundukan  mukanya/ kepalanya sambil meletakkan kedua tangannya diatas perut,dibawah dada (tangan kanan diatas tangan kiri) lalu berkata :“Wahai Tuhan. ..“

سُبْحَا نَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِ كَ وَتَبَا رَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ اِلَهَ غَيْرُكَ
Maha suci Engkau wahai Tuhanku, dengan memuji-Mulah aku memulai ibadat ini, dan Maha Bahagialah nama-Mu dan Maha Tinggilah kemuliaan-Mu, dan tidak ada Tuhan yang lain yang patut aku taati selain dari pada-Mu.

Kemudian hamba yang lemah itu akan menyatakan dengan jiwanya dan ia ikrarkan:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Wahai Tuhan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari segala syaitan (kejahatan) yang terkutuk yang dapat menimbulkan amal yang berdosa, karena aku hamba-Mu yang tidak berdaya, dalam menghadapi iblis punya tipu daya, selain dari pada perlindungan-Mu yang Maha Kuasa, oleh karena itu,

بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Dengan nama Allah aku beribadat, Tuhan yang bersifat Maha Pemurah, Pengasih dan Penyayang. Dengan sepenuh jiwa ragaku, aku serahkan untuk berbakti, karena segala dosaku terasa tak dapat aku lewati jika tidak Engkau Tuhan merahmati.

Kemudian Tuhan berfirman kepada hamba-Nya yang taat dan berbakti, “Wahai insan, jika demikian ikrarmu maka selayaknyalah:
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ
Puji itu adalah bagi-Ku dan kepada-Ku-lah engkau wajib memuji, karena Aku-lah,
رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Pemelihara dan pengawas seluruh alam, sebab sifatku:

ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Yang maha pemurah, pengasih lagi maha penyayang
Pemurah tidak pilih kasih segenap mahluk  Aku beri rizkinya masing-masing menurut ketentuan cara pada-Ku, namun kasih-Ku, adalah tertentu kepada hamba-hamba-Ku yang mukmin. Oleh sebab itu janganlah kamu mati sebelum kamu menjadi seorang muslim (menyerah diri) karena Akulah:

مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
Yang Maha Kuasa, yang merajai di hari pembalasan untuk membalas amal/perbuatan manusia.Maka dengan rasa gemetar penuh hormat, berkatalah hamba yang mukmin; “Wahai Tuhan, jika demikian kekuasaan-Mu:

إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Engkau sajalah tempatku menyembah, dan Engkau sajalah tempatku mengabdi.
Dan demikian juga wahai Tuhan kepada-Mu jualah aku mohon pertolongan dalam segala amal perbuatan. Wahai Tuhan yang bersifat  pemurah dan  pengasih.

ٱهۡدِنَاٱلصِّرَٰطَٱلۡمُسۡتَقِيمَ
Tunjukkanlah kami jalan yang benar dan lurus yakni:

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ
Jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat atasnya, sehingga hidup dan penghidupannya dicurahkan semata-mata untuk mendapatkan karunia-Mu dan keridoan-Mu seperti para sahabat, aulia, dan para syuhada.
عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ
Bukan jalan yang Engkau murkai atasnya

عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
Dan bukan jalan yang Engkau sesatkan.
آميْن
Wahai Tuhan yang Maha Bijaksana, terimalah (Perkenankanlah) permohonanku ini.

Kemudian Tuhan berfirman kepada hamba-Nya: Jika demikian mohon dan ucapanmu wahai mukmin maka ucapkanlah
قُلَ يَا أَيُّهَا الْكَفِرُوْنَ
Katakanlah, wahai orang-orang yang kafir (menentang).

لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ
Aku tidak akan sembah apa yang kamu sekalian sembah.   
وَلاَ اَنْتُمْ عَا بِدُوْنَ مَا اَعْبُدْ
Demikian pula kamu tidak usah sembah apa yang aku sembah  

وَلاَ اَنَاعَابِدٌ مَّا عَبَدْ تُمْ
Dan tidaklah aku menyembah secara penyembahanmu.

وَلاَ اَنْتُمْ عَا بِدُوْنَ مَا اَعْبُدْ
Dan tidaklah kamu sekalian menyembah cara penyembahanku.  
لَكُمْ دِ يْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Untukmulah agama kamu, dan bagikulah agamaku.

Jika demikian anjuran-Mu wahai Tuhan maka selayaknyalah aku patuhi perintah-Mu itu dan aku menyatakan dengan rukuk (membungkukkan jasmaniku) sambil aku ucapkan :
سُبْحَا نَ رَ بِّيَ الْعَظِيْمِx۳
Maha suci Tuhan ku yang amat mulia. Kuucapkan tiga kali, lima kali, tujuh kali bahkan sepuluh kali

Firman Tuhan: Jika demikian wahai insan, bangkitlah kamu dari Rukukmu itu. Kemudian si hamba bangkit dari rukuknya dan menjawab seruan Tuhan.

سَمِعَ الله ُ لِمَنْ حَمِدَهُ
Mudah-mudahan Allah memperhatikan (memperkenankan) orang yang memuji-Nya.(berdiri sambil melepaskan tangan/itidal) lalu mengucap:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ
Wahai Tuhan kami, kepunyaan-Mulah segala puja dan puji.Maka hamba yang taat itu mengucapkan “Allahu Akbar” sambil ia sujud dan memuji.

سُبْحَا نَ رَ بِّيَ اْلاَعْلَى×۳
Maha Sucilah Tuhanku yang Maha Mulia (Aku ucapkan 3 kali, 5 ka1i, 7 sampai 10 kali)

Maka firman Allah: Kemudian duduklah hamba-Ku, kalau benar demikian pengakuanmu sekarang katakanlah apa yang menjadi hajatmu maka duduklah hamba yang mukmin itu dengan perasaan lega namun penuh hormat, katanya “Allahu akbar” sungguh Maha Besar Engkau wahai Tuhan.

رَبِّ اغْفِرْ لِى  رَبِّ اغْفِرْلِى
Wahai Tuhanku ampunilah aku, ampunilah aku.

رَبِّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَاهْدِ نِى وَارْزُقْنِى
Wahai Tuhan ampunilah aku, kasihanilah aku, tunjukkanlah aku dan karuniailah aku.
Kemudian Tuhan berfirman :“Sujudlah engkau untuk mendapatkan belas kasihku”. Maka hamba yang taat itupun sujudlah kembali sambil mengucapkan “Allaahu Akbar"
سُبْحَانَ رَ بِّيَ اْلاَ عْلَى
Maha Besarlah dan Maha Sucilah Tuhankuyang Maha Tinggi. (Diucapkan 3 sampai 10 kali)

(Kemudian Firman Allah :“Hai hamba-Ku yang taat. bangkit1ah engkau dari sujudmu dan tegaklah engkau dihadapan-Ku, maka bangkitlah hamba yang taat tadi dari sujudnya dan tegaknya ia sambil mengucapkan “Allaahu akbar”.

Kemudian ulangi membaca surat Al Fatihah dan sesudah itu bacalah :
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Katakanlah Tuhan Allah itu satu (Esa)

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
Allah itu tempat meminta.

  لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ
Dia tidak beranak dantidak pula diperanakan.

وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ
Dan tak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya.

Setelah itu lalu rukuk kemudian sujud/duduk antara dua sujud lagi/sujud lagi lalu kemudian duduk lagi dan bacalah

اَلتَّحِيَّا تُ الِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَا تُ السَّلاَمُ عَلَيْكَ اَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِاللهِ الصَّا لِحِيْنَ.اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهَ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍوَعَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى  اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ
Wahai Tuhan segala bakti ucapanku/bakti badanku dan bakti hartaku hanyalah layak kepada Allah. Mudah-mudahan turunlah sejahtera atasmu wahai Muhammad (Nabi) mudah-mudahan turunlah sejahtera atas kami dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku mengakui dan menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya yang aku sembah dan yang aku taati dan yang aku patuhi perintahnya selain Allah dan aku mengaku bahwa Muhammad hamba-Nya dan pesuruh-Nya.

Wahai Tuhanku, berilah rahmat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau telah berikan kepada keluarga Nabi Ibrahiim. Berilah karunia kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berikan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Terpuji dan Teramat Mulia.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَ كَاتُهُ

Mudah-mudahan turun sejahtera dari Allah atas kamu, demikian pula rahmat dan karunia-Nya (salam ini diucapkan dua kali, pertama sewaktu memalingkan muka ke kanan dan yang kedua pada waktu memalingkan muka ke kiri.

Dengan demikian berakhirlah shalat subuh.

Kesimpulan :

Shalat itu diwajibkan kepada umat manusia, karena dalam shalatlah manusia dapat menghubungi Tuhannya untuk memohon petunjuk dan bimbingan-Nya. Barang siapa yang mendapat petunjuk dari Allah swt. maka hidup dan penghidupannya akan selamat, sejahtera dan akan terhindar dari kesesatan dan kehinaan. Inilah hikmah dari shalat.